Saturday, February 6, 2010

AIDS

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah suatu sindrom “serbuan” penyakit-penyakit terhadap tubuh akibat menurunnya sistem kekebalan. AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).

AIDS merupakan kelanjutan dari HIV pada tingkatan yang lebih parah dan berbahaya. Lemahnya sistem imun pada tubuh penderita AIDS membuatnya rentan mengalami infeksi oportunistik.

Infeksi oportunistik adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh organisme dengan mencari kesempatan untuk menyerang orang yang memiliki kekebalan tubuh yang buruk. Beberapa contoh di antaranya kanker, pneumonia (PCP), sarkoma kaposi, penurunan berat badan yang drastis, gangguan daya ingat, dan tuberkulosis (TBC).



Virus itu sebenarnya tidak menyebabkan kematian. Kematian utamanya terjadi akibat infeksi oportunistik karena kekebalan tubuh yang rendah. HIV secara perlahan menurunkan sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh (CD4) dari tingkat CD4 normal sebesar 1000. Selama 5-7 tahun jumlah CD4 akan terus menurun hingga mencapai di bawah 200 dan menimbulkan gejala.

Tanda-Tanda
Setelah seseorang terinfeksi HIV, virus tersebut akan bersembunyi dalam sel darah putih, terutama sel-sel limfosit 14. Ada tiga fase infeksi virus HIV yang akan terjadi dalam tubuh penderita yaitu sebagai berikut.

Fase 1.
Pada tahap awal infeksi HIV biasanya tidak terlihat gejala. Seseorang dapat mengidap HIV selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya. Tes darah akan menunjukkan antibodi setelah virus terbentuk dalam melawan virus AIDS. Akan tetapi, itu pun memerlukan waktu hingga tiga bulan sebelum antibodi terbentuk. Artinya, bila seseorang melakukan tes darah segera setelah ia melakukan hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS, misalnya, virus belum akan terlihat hingga tiga bulan mendatang.

Fase 2.
Penderita akan mengalami sakit yang tidak terlalu parah. Pada tahap ini virus berkembang dalam sel darah putih dan menghancurkannya. Saat hampir semua sel dihancurkan, sistem kekebalan tubuh juga ikut hancur, dan tubuh juga menjadi lemah. Beberapa gejala yang mungkin akan terlihat di antaranya adalah penderita mulai merasa lelah dan berat badan menurun. Ada kemungkinan mereka juga akan mengalami batuk, diare, demam, atau berkeringat di malam hari.

Fase 3.
Gejala penyakit sudah semakin parah karena virus HIV hampir menghancurkan seluruh sistem kekebalan tubuh. Tubuh akan mengalami kesulitan, bahkan tidak mampu lagi untuk melawan bakteri. Inilah fase seseorang mengidap AIDS. Selain itu, penderita juga dapat terkena sejenis kanker yang disebut sarkoma Kaposi (kanker pembuluh darah). Padaumumnya, AIDS tidak akan membunuh penderitanya, tetapi infeksi penyakit lain dan kankerlah yang melakukannya. Pengidap HIV/AIDS yang terkena flu akan lebih terancam jiwanya, dibandingkan dengan orang lain yang tidak mengidap HIV/AIDS.

Faktor Pemicu Penularan
  1. Berhubungan intim dengan penderita HIV atau orang yang tidak diketahui terkena HIV.
  2. Berganti-ganti pasangan.
  3. Berhubungan intim dengan pekerja seks.
  4. Berbagi jarum suntik, baik penggunaan jarum secara bersamaan untuk penindikan, pemakaian narkoba, atau membuat tato.
  5. Korban kekerasan seksual, misalnya akibat diperkosa oleh penderita HIV.
  6. Mengalami penyakit menular seksual lainnya seperti herpes, chlamydia, gonorrhea, trichomoniasis, atau hepatitis.
  7. Ibu yang mengalami HIV rentan menularkan HIV pada anak yang dikandung.

Pencegahan
  1. Tetap setia pada pasangan, tidak berganti-ganti pasangan.
  2. Mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. HIV yang ditularkan ibu kepada anaknya terjadi saat kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Jika seorang wanita hamil yang terinfeksi HIV mendapatkan pengobatan antivirus sejak dini dan secara teratur selama kehamilannya, kemungkinan penularan HIV pada bayi yang dikandung akan berkurang drastis. Tidak semua bayi yang dilahirkan dari ibu yang positif HIV akan tertular HIV juga. Jika 100 ibu yang terinfeksi HIV masing-masing melahirkan satu bayi, rata-rata 30 bayi akan tertular HIV. Rata-rata virus akan ditularkan pada 5 bayi selama kehamilan, 15 lagi pada saat persalinan, dan 10 bayi melalui ASI. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap wanita hamil untuk mengetahui apakah dirinya positif HIV atau tidak (terutama bagi mereka yang hidupnya berisiko tinggi untuk terkena HIV/AIDS). Pemeriksaan dini sangat penting, untuk mengurangi risiko bayinya tertular HIV/AIDS dari ibunya.
  3. Konseling merupakan komponen penting dari penanggulangan epidemi AlDS. Orang yang terinfeksi atau terpengaruh oleh HIV, memerlukan informasi, saran, dan dukungan untuk mengatasi keadaannya. Lebih jauh lagi, konseling individual mengenai cara memerhatikan dan merawat diri serta orang lain, dapat membantu mencegah terjadinya penyebaran HIV/AIDS.
  4. Melakukan tes mandiri jika melakukan hubungan seks secara aktif dan berganti-ganti pasangan.

Alergi

Alergi adalah gejala klinik berupa rasa gatal, kemerahan dikulit, bintik-bintik kecil merata diseluruh tubuh ataupun bentol-bentol yang luas dengan permukaan yang lebih tinggi dari kulit sekitar, yang timbul setelah seseorang memakan sesuatu makanan ataupun bersentuhan dengan suatu bahan tertentu.

Alergi bisa disebabkan oleh makanan dan juga berbagai zat penyebab lainnya seperti cuaca, debu, dan sebagainya. Alergi yang disebabkan oleh makanan atau penyebab lainnya dapat memacu sistem kekebalan tubuh untuk melawannya dan memproduksi histomin (senyawa jenis amin yang terlibat dalam tanggapan imun lokal, selain itu senyawa ini juga berperan dalam pengaturan fungsi fisiologis di lambung dan sebagai neurotransmitter) dan zat kimia lain di dalam tubuh.

Inilah yang akhirnya menimbulkan penolakan tubuh, berupa hidung berair, mata yang gatal, tenggorokan kering, gatal-gatal dan ruam kemerahan pada kulit, mual, dan diare.



Tanda-Tanda
  1. Kulit terasa gatal, baik gatal dalam taraf ringan ataupun berat. Selain gatal, kulit juga mengalami eksim, ruam kemerahan, atau biduran.
  2. Bibir menebal, muka dan bagian tubuh lainnya tampak bengkak.
  3. Bersin-bersin, sulit bernapas, dan hidung berair.
  4. Sakit perut, diare, mual, dan muntah.
  5. Sakit kepala dan mata berkunang-kunang.
  6. Detak jantung kencang, terjadi syok, penurunan tekanan darah yang parah, dan kehilangan kesadaran.

Penyebab

Penyebab alergi pada setiap orang berbeda-beda, tetapi reaksi yang ditimbulkan oleh alergi tersebut relatif sama. Berikut ini adalah beberapa penyebab alergi.
  1. Makanan. Biasanya makanan yang dapat menyebabkan alergi adalah makanan yang mengandung protein tinggi, seperti susu sapi, putih telur, kacang tanah, terigu, kacang kedelai, ikan, jagung, buncis, udang, cumi-cumi, kerang-kerangan, dan lain-lain.
  2. Debu dan bulu binatang.
  3. Hawa dingin atau panas.
  4. Formalin.
  5. Serbuk bunga.
  6. Jamur.
  7. Obat-obatan tertentu.

Pencegahan
  1. Untuk alergi yang bersifat bawaan atau keturunan biasanya tidak bisa dicegah.
  2. Untuk alergi dengan penyebab umum, seperti debu atau makanan, bisa dicegah dengan menjauhi penyebab alergi tersebut.
  3. Menggunakan masker bagi mereka yang alergi debu atau serbuk bunga.
  4. Menjaga kebersihan tempat tinggal, rumah atau kantor.
  5. Memperkuat sistem imun tubuh kita dengan banyak mengonsumsi makanan yang berantioksidan tinggi, seperti sayur dan buah-buahan.

Alzheimer

Alzheimer adalah jenis penyakit yang membuat daya kerja otak manusia menurun, sampai pada suatu tingkattertentu akan membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk berpikir dengan jernih dan mengendalikan apa pun yang hendak diperbuatnya.

Alzheimer biasa terjadi pada orang-orang lansia. Alzheimer merupakan penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami kepikunan. Ada berbagai hal yangmenyebabkan terjadinya kepikunan ini, tetapi masih belum diungkapkan secara jelas penyebab terjadinya Alzheimer atau demensia pada orang tua ini.

Tanda-Tanda
  1. Kehilangan memori atau cepat lupa.
  2. Hilangnya kemampuan berkomunikasi.
  3. Kehilangan kemampuan atau kapabilitas fisiknya.



Penyebab
  1. Tingginya kadar alumunium dalam jaringan otak.
  2. Tingginya kadar tembaga, zat besi, dan seng dalam jaringan otak. Unsur-unsur logam tersebut diasumsikan sebagai katalisator (zat pemercepat reaksi) yang mempercepat terjadinya penyakit ini karena meningkatkan stres oksidatif pada sel.
  3. Adanya penumpukan sampah metabolisme, berupa radikal bebas yang dihasilkan sel otak pada sel otak itu sendiri, dapat mengganggu produksi energi sehingga produksinya menurun. Selain itu, radikal bebas yang dihasilkan oleh sel juga dapat menyerang saraf sehingga membuat kemampuan komunikasi sel menjadi berkurang. Pada otak yang rentan, pukulan radikal bebas dapat menghancurkan saraf dan berujung pada kepikunan.
  4. Ada satu hipotesis yang menyatakan kepikunan memiliki keterkaitan baik secara langsung ataupun tidak dengan hiperhomosisteinemia pada lansia. Hiperhomosfsteinemia adalah kadar homosistein yang berlebih dalam darah. Hiperhomosisteinemia ini berkaitan dengan rendahnya konsentrasi asam folat, vitamin B12, dan vitamin B6.
  5. Sebagaimana diketahui bahwa karbohidrat, protein, dan lemak merupakan komponen gizi yang berperan sebagai makanan otak. Akan tetapi, optimalisasi perannya perlu ditunjangdengan vitamin dan mineral yang berfungsi untuk mengoptimalkan metabolisme komponen gizi tersebut. Sementara kita juga memahami bahwa proses penuaan juga berkaitan dengan menurunnya kemampuan daya cerna.
  6. Kurang berolahraga dan melatih otak.

Pencegahan
  1. Banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan yang kaya antioksidan.
  2. Teratur berolahraga.
  3. Banyak melatih otak dengan cara membaca, berpikir, atau aktivitas otak lainnya.
  4. Bersosialisasi dengan cara membentuk atau bergabung dengan suatu kelompok.
  5. Banyak mengonsumsi ikan yang mengandung omega 3 dan omega 6.
  6. Menghindari lemak yang jahat, lemak jenuh, atau makanan cepat saji yang tinggi lemak dan natrium.
  7. Menjaga keseimbangan berat badan.

Ambeien

Ambeien adalah pembengkakan pada dinding anus baik terjadi di luar atau di dalam anus. Sebagai deteksi awal, untuk dinding anus bagian luar dapat kita pegang. Untuk anus bagian dalam, kita dapat menyentuhnya dengan memasukkan jari ke dalam lubang anus.

Tanda-Tanda
  1. Terjadi pembengkakan pada dinding anus bagian luar atau bagian dalam.
  2. Jika buang air besar, terasa sakit.
  3. Awalnya dimulai dengan kesulitan buang air besar.



Penyebab
  1. Faktor keturunan. Anakyang lahir dari orangtua yang menderita ambeien lebih rentan mengalami ambeien daripada yang tidak.
  2. Kurang mengonsumsi buah-buahan dan makanan berserat.
  3. Banyak mengonsumsi makanan pedas.
  4. Terlalu banyak duduk.
  5. Kurang berolahraga.

Pencegahan
  1. Banyak mengonsumsi makanan yang berserat, seperti buah-buahan dan sayuran untuk memperlancar buang air besar.
  2. Mengurangi konsumsi makanan berlemak atau yang terlalu pedas.
  3. Banyak minum air untuk memperlancar pergerakan makanan dalam usus.
  4. Melakukan aktivitas fisik secara teratur juga dapat memperlancar pergerakan usus, sehingga membantu dalam melancarkan buang air besar.

Friday, February 5, 2010

Amenorrhea

Amenorrhea adalah gangguan dalam sistem reproduksi wanita, sehingga membuatnya tidak mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya. Amenorrhea terbagi menjadi dua jenis, yaitu amenorrhea primer dan sekunder.

Pada amenorrhea primer, menstruasi sama sekali tidak terjadi. Padahal normalnya seorang remaja putri mengalami menstruasi yang pertama kali (menarche) pada usia 9-18 tahun. Seorang remaja putri akan divonis mengalami amenonhea primer jika pada usia lebih dari 16 tahun masih belum juga mengalami menstruasi.

Adapun amenorrheo sekunder terjadi pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami menstruasi, tetapi kemudian siklus tersebut berhenti tanpa alasan yang diketahuinya.

Tanda-Tanda

Siklus menstruasi terhenti baik secara langsung maupun bertahap.

Penyebab
  1. Penurunan berat badan secara drastis (akibat kemiskinan, diet yang salah, anoreksia nervosa, bulimia nervosa, aktivitas fisik yang sangat berat dan penyebab lainnya).
  2. Obesitas yang ekstrem.
  3. Penyakit kronis yang diderita dalam jangka waktu yang lama.
  4. Abnormalitas organ genital wanita (tidak adanya uterus, vagina, septum vagina, stenosis servikal, dan selaput dara yang terlalu tebal).
  5. Tubuh mengalami kelainan seperti hipoglikemia (kadar gula darah secara abnormal rendah), hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif), hipertiroidisme (kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan), cystic fibrosis (penyakit yang diturunkan atau diwariskan dari kelenjar-kelenjar lendir dan keringat), atau cushing’s disease (kadar kortikosteroid berlebihan).
  6. Wanita yang pernah mengalami kelainan penyakit polikistik ovarium mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit Amenorrhea.
  7. Adanya penyakit akibat kelainan kromosom seperti Sindrom Turner atau Sindrom Sawyer.
  8. Kadar hormone prolaktin di dalam tubuh cukup tinggi (hiperprolaktinemia).
  9. Kehamilan.
  10. Stres.
  11. Ketidakseimbangan mekanisme sistem hormon reproduksi wanita.

Pencegahan
  1. Jika amenorrhea terjadi karena penyakit bawaan seperti Sindrom Turner dan Sindrom Sawyer atau karena abnormalitas organ genital, maka penyakit ini tidak dapat dicegah.
  2. Menjaga keseimbangan berat badan agar tidak terlalu gemuk (obesitas) atau terlalu kurus.
  3. Melakukan pola hidup yang sehat baik dengan cara mengonsumsi makanan yang sehat, melakukan olahraga secara teratur, dan hidup dengan bahagia.
  4. Jauhi penyebab stres.

Anemia

Anemia lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Penyakit ini rentan dialami oleh balita, wanita hamil, wanita, dan para pekerja pada umumnya. Ada dua tipe anemia yang dikenal selama ini yaitu anemia gizi dan non-gizi.

Anemia gizi adalah keadaan kurang darah akibat kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan serta produksi sel-sel darah merah, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Anemia gizi itu sendiri ada beberapa macam, yaitu:
  1. anemia gizi besi,terjadi karena kekurangan pasokan zat besi (Fe). Zat besi merupakan inti molekul hemoglobin yang merupakan unsur utama dalam sel darah merah. Jadi, kekurangan pasokan zat besi bisa menyebabkan menurunnya produksi hemoglobin.
  2. anemia gizi vitamin E, vitamin E merupakan faktor esensial bagi integritas sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat mengakibatkan integritas dinding sel darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat sensitif terhadap hemolisis (pecahnya sel darah merah)
  3. anemia gizi asam folat, sering disebut juga dengan anemia megaloblastik atau makrositik. Dalam hal ini keadaan sel darah merah penderita tidak normal dengan ciri-ciri bentuknya lebih besar, jumlahnya sedikit, dan belum matang.
  4. anemia gizi vitamin B12 atau disebut juga pernicious. Gejalanya mirip dengan gejala pada anemia gizi asam folat, tetapi disertai dengan gangguan pada sistem pencernaan bagian dalam.
  5. anemia gizi vitamin B6 atau disebut juga siderotic. Keadaannya mirip dengan anemia gizi besi, tetapi jika darah dites di laboratorium, serum besinya normal.


Anemia non-gizi bisa terjadi akibat pendarahan, seperti luka akibat kecelakaan, haid, atau penyakit darah yang bersifat genetis seperti thalasemia (kerusakan DNA), hemofilia (kelainan pembekuan darah), dan lain-lain.

Tanda-Tanda
  1. Mengalami 4 L (lemah, lesu, letih, dan lelah).
  2. Wajah pucat.
  3. Anggota badan seperti tangan dan kaki merasa kesemutan.
  4. Mata berkunang-kunang.
  5. Jantung berdegup kencang.
  6. Kurang bergairah.

Penyebab
  1. Kekurangan zat besi sehingga secara seluler terjadi pengecilan ukuran sel darah merah (microcytic). Hal itu menyebabkan rendahnya kandungan hemoglobin (hypochromic) dan berkurangnya jumlah sel darah merah.
  2. Kekurangan asam folat dan atau vitamin Bn. Kedua zat tersebut diperlukan dalam pembentukan nukleoprotein untuk proses pematangan sel darah merah dalam sumsum tulang.
  3. Kekurangan vitamin B12 dan disertai gangguan pada sistem pencernaan bagian dalam. Pada jenis yang kronis bisa merusak sel-sel otak dan asam lemak menjadi tidak normal serta posisinya pada dinding sel jaringan saraf berubah. Dikhawatirkan, penderita akan mengalami gangguan kejiwaan.
  4. Kekurangan vitamin B5 akan mengganggu sintesis (pembentukan) hemoglobin. Penanganan gizinya bisa dilakukan dengan memberikan suplemen vitamin B6 secara oral dengan dosis 50-200 mg/hari atau sesuai anjuran dokter gizi.

Pencegahan
  1. Mengonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi, asam folat, vitamin B6, dan vitamin B12 seperti daging dan sayuran sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan.
  2. Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
  3. Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat profil darah dan mencegah terjadinya anemia.

Arthritis

Arthritis secara umum dikenal sebagai pengapuran tulang. Arthritis merupakan penyakit autoimun yang menyerang persendian manusia, sehingga mengakibatkan peradangan.

Arthritis inilah yang menyebabkan timbulnya rasa sakit pada persendian tulang. Pada tingkatan yang parah, arthritis dapat menyebabkan perubahan struktur persendian dan dan berkurangnya fungsi persendian tersebut.

Ada dua jenis arthritis yang biasa kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
  1. osteoarthritis khususnya yang terjadi pada persendian lutut.
  2. rheumatoid orthritis yang terjadi pada tulang secara umum. Rheumatoid arthritis ini rawan menyerang siapa saja dan pada usia berapa pun.



Tanda-Tanda
  1. Banyak dialami oleh orangtua.
  2. Jika bergerak persendian terasa sakit dan linu.
  3. Rasa sakit itu akan bertambah jika cuaca dingin atau karena perubahan cuaca lainnya.
  4. Rata-rata penderitanya memiliki berat badan lebih dari berat badan normal (overweight atau obesitas).

Penyebab
  1. Umur yang sudah semakin bertambah menyebabkan berkurang atau mengeringnya cairan persendian yang bertugas sebagai pelumas persendian. Hal tersebut menyebabkan jaringan kartilago dan ujung tulang mengalami disintegrasi sehingga persendian mengalami perubahan bentuk dan orang yang mengalaminya merasakan rasa sakit ketika bergerak.
  2. Kelebihan berat badan atau obesitas.
  3. Adanya infeksi pada jaringan tulang.
  4. Adanya gangguan metabolisme.
  5. Kecelakaan.
  6. Malfungsi dari sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh menganggap bahwa lapisan tulang terluar sebagai zat asing.

Pencegahan

Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya arthritis adalah sebagai berikut.
  1. Mengurangi konsumsi lemak atau menjaga keseimbangan berat badan.
  2. Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin E dan C karena dapat membantu mengurangi progresi atau pengeringan pelumas tulang dan membantu mengurangi rasa sakit, terutama akibat osteoarthritis.
  3. Memperbanyak konsumsi vitamin D baik dari makanan atau dari sinar matahari untuk mengurangi pengapuran cairan sendi tersebut.

Asam Urat

Asam urat juga dikenal dengan penyakit gout. Penyakit ini merupakan penyakit yang lumayan sering dikeluhkan oleh mereka yang berusia separuh baya. Sebenarnya, penyakit ini sudah dikenal lama bahkan sudah dikenal sejak zaman Hippocrates.

Kata gout sebenarnya berasa dari kata gutta yang berarti tetesan. Konon, gout atau asam urat ini muncul akibat adanya "tetesan-tetesan jahat". Belakangan "tetesan-tetesan jahat" tersebut sudah dapat diidentifikasi, yaitu hasil akhir buangan metabolisme purin (salah satu jenis asam amino) yang berlebihan.

Jadi, pada dasarnya asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Normalnya, setiap hari kita membuang 700 mg asam urat melalui ginjal.


Tanda-Tanda
  1. Nyeri sendi terutama di bagian jempol kaki yang kemudian merambat ke persendian kaki.
  2. Biasanya dialami oleh orang yang berusia lebih dari 35 tahun.
  3. Awalnya serangan asam urat berlangsung hanya beberapa hari saja, kemudian mereda selama beberapa bulan. Setelah itu datang serangan berikutnya yang lebih parah dan lebih menyakitkan dengan frekuensi yang lebih sering dan lebih lama.
  4. Terkadang diikuti juga oleh bengkak dan kaku sendi.
  5. Terdapat kristal urat (thopi) yang khas dalam cairan sendi.
  6. Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari empat).
  7. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang.
  8. Kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl (hiperurikemia).
  9. Pembengkakan sendi secara asimetris.

Penyebab

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, asam urat atau gout ini disebabkan oleh metabolisme purin yang berlebihan. Sebenarnya produksi purin tidak dapat dihindari karena asam amino tersebut selalu diproduksi ketika terjadi metabolisme dalam sel.

Namun, jika jumlah asam amino melebihi ambang batas 7,5 mg/dl maka ancaman gout sudah di ambang pintu. Gout juga biasanya diderita oleh mereka yang gemuk dan sering mengonsumsi makanan yang tinggi purin. Berikut ini akan disajikan kandungan purin dari beberapa macam makanan yang umum dikonsumsi oleh kita.

Tabel 1. Kandungan purin dalam 100 gram makanan
MakananPurin (mg)
Usus854
Babat470
Paru398
Daging sapi385
Daun melinjo366
Kangkung298
Bayam290
Kacang tanah236
Melinjo223
Tempe141
Tahu106

Pencegahan

Mencegah selalu lebih baik dari mengobati, demikian pula dengan asam urat. Kita tidak bisa menghentikan produksi purin dalam tubuh kita, tetapi kita bisa memodifikasi makanan sehingga purin yang diproduksi oleh tubuh tidak berlebihan yang akan berakibat pada produksi asam urat di dalam tubuh.

Berikut ini adalah hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya asam urat pada tubuh.
  1. Membatasi konsumsi makanan yang mengandung asam urat tinggi, contohnya soto atau gulai jeroan (lihat kandungan purin dalam jeroan pada tabel).
  2. Menghindari mengonsumsi secara berlebihan makanan-makanan hasil olahan yang diawetkan, seperti kornet dan sardin kalengan.
  3. Menghindari mengonsumsi lemak secara berlebihan karena akan mengganggu ekskresi asam urat lewat air seni.
  4. Rajin berolahraga.
  5. Banyak meminum air dan mengonsumsi buah-buahan dengan kandungan air yang tinggi.
  6. Menghindari konsumsi alkohol.

Asma

Asma merupakan jenis alergi berat yang terjadi pada sistem pernapasan. Serangan asma terjadi ketika saluran pernapasan berhubungan dengan sebuah faktor pemicu. Pada penderita asma biasanya terjadi peradangan serta penyempitan saluran pernapasan.

Ini disebabkan oleh membengkaknya laplsan dalam saluran pernapasan, pembentukan lendir yang berlebihan, dan terjadinya kejang otot pada dinding saluran pernapasan. Hal tersebut terjadi karena faktor pemicu tersebut mengaktifkan histamin.

Hal tersebut pada gilirannya akan melepaskan sel-sel mastosft yang transformasinya dipicu oleh protein-protein imunoglobulin E (IgE). Protein ini aktivasinya disebabkan oleh kedatangan molekul-molekul yang sangat berpengaruh pada protein IgE tersebut.



Tanda-Tanda
  1. Sesak napas akut, sehingga timbul suara mengisap saat bernapas.
  2. Pingsan.

Penyebab
  1. Alergi pada faktor perangsang, seperti debu, bulu binatang, serbuk bunga, perubahan cuaca, obat-obatan tertentu, makanan, jamur, hawa dingin, atau penyebab lainnya.
  2. Stres.

Pencegahan
  1. Asma sebagian besar bersifat bawaan sehingga tidak bisa dicegah.
  2. Menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kambuhnya asma terutama karena stres.
  3. Banyak mengonsumsi makanan yang menguatkan sistem kekebalan tubuh, seperti, wortel, pepaya, tomat, dll.

Baby Blues

Baby blues merupakan istilah yang digunakan untuk serangkaian gejala gangguan emosi yang diderita oleh wanita setelah melahirkan bayinya. Baby blues cenderung menyerang dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan. Sindrom ini biasanya mulai menyerang sekitar 3-4 hari setelah persalinan dan menghilang dalam jangka waktu 10-14 hari kemudian.

Kondisi ini dialami oleh hampir 50% perempuan yang baru melahirkan. Parahnya lagi, kondisi ini dapat terjadi sejak hari pertama setelah persalinan dan cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima setelah persalinan.

Ketidakstabilan emosi pada ibu akibat baby blues ini akan berdampak pada bayinya. Stres dan sikap tidak tulus ibu yang terus-menerus diterima oleh bayi, kelak bisa membuatnya tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung rewel, suka cemas, sekaligus pemurung. Dampak lain yang tak kalah merugikan ialah anak cenderung mudah sakit.



Tanda-Tanda
  1. Menangis tanpa sebab yang jelas.
  2. Berkeringat dingin, sesak napas, dan mengalami insomnia.
  3. Mudah merasa cemas, gelisah, tegang, bingung, sedih, dan murung.
  4. Mudah merasa sendirian, marah, bersalah, sakit, dan tidak berharga.
  5. Berpikiran negatif pada suami.
  6. Kehilangan nafsu makan dan sulit berkonsentrasi.
  7. Menjadi tidak tertarik dengan bayinya atau menjadi terlalu memperhatikan dan khawatir terhadap bayinya.
  8. Peningkatan berat badan yang disertai dengan makan berlebihan atau sebaliknya, terjadi penurunan berat badan yang disertai tidak mau makan.
  9. Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya.

Penyebab
  1. Faktor hormonal. Pasca persalinan, kadar hormon kortisol (hormon pemicu stres) meningkat tajam sehingga memicu stres. Pada saat yang sama, hormon laktogen dan prolaktin untuk produksi air susu ibu (ASI) juga meningkat, dan kadar progesteron mencapai titik terendah. Perubahan mekanisme hormonal tersebut menyebabkan keletihan fisik yang membuat ibu mudah menderita stres.
  2. Faktor emosional. Banyak ibu belum siap mengalami keletihan luar biasa yang menyertai kehadiran buah hatinya. Selain itu, ia juga masih belum bisa beradaptasi dengan perubahan pada dirinya, seperti produksi ASl yang tidak lancar atau payudara yang sakit dan bengkak.
  3. Faktor psikologis. Berkurangnya perhatian keluarga terutama suami karena semua perhatian tertuju pada anakyang baru lahir. Padahal, proses persalinan juga membuat ibu merasa lelah dan sakit sehingga ia membutuhkan perhatian yang lebih pula.
  4. Faktor fisik. Kelelahan fisik karena melahirkan, mengasuh bayi, menyusui, memandikan, mengganti popok, dan menimang sepanjang hari tentu sangat menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada bantuan dari suami atau anggota keluarga yang lain.
  5. Faktor sosial. Merasa sulit menyesuaikan diri dengan peran baru sebagai ibu karena gaya hidupnya berubah dratis. Merasa dijauhi oleh lingkungan dan merasa akan terasa terikat terus pada si kecil.

Pencegahan
  1. Mempersiapkan diri sejak sebelum melahirkan bahwa masih ada perjuangan berat pasca melahirkan nanti.
  2. Berkomunikasi dengan suami dan keluarga tentang kemungkinan-kemungkinan terjadinya baby blues pasca melahirkan dan cara menanganinya jika hal tersebut benar-benar terjadi.
  3. Bergabunglah dengan kelompok ibu-ibu untuk saling bertukar pengalaman dan tips dalam merawat buah hati.
  4. Berpikir positif atas semua hal yang terjadi.
  5. Cari orang yang bisa membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga jika memungkinkan. Jika tidak, sebaiknya komunikasikan dengan suami tentang pembagian tugas rumah tangga dan pengasuhan bayi.
  6. Menghindari makanan manis serta makanan dan minuman yang mengandung kafein karena kedua makanan ini berpotensi memperburuk depresi.
  7. Mengonsumsi makanan yang bernutrisi agar kondisi tubuh cepat pulih, sehat, dan segar.

Bau Kaki

Penampilan kaki adalah salah satu hal yang penting bagi wanita. Karena itu, kesehatan kaki harus dijaga dengan baik. Maksud hati ingin menjaga kulit agartetap putih dengan sepatu tertutup, tetapi efeknya justru membuat kaki menjadi bau.

Bau kaki ini bisa menyerang siapa saja, terlebih lagi jika keadaan kaki sedang lembab. Keadaan seperti ini rawan dengan pertumbuhan jamur, termasuk jamur penyebab bau kaki.

Tanda-Tanda

Ketika membuka penutup kaki (baik sepatu atau kaus kaki) akan tercium bau khas yang tidak menyenangkan.



Penyebab
  1. Keringat berlebih yang bercampur dengan bakteri kaki.
  2. Memakai bahan kaus kaki dan sepatu yang tidak menyerap keringat, seperti plastik. Ini bisa menyebabkan kaki menjadi basah dan menimbulkan bau yang tak sedap.

Pencegahan
  1. Ketika mandi, bersihkan kaki dengan air sabun. Jangan melupakan bagian ini meskipun terlihat sepele dan tidak penting.
  2. Selepas mandi, keringkan kaki secara menyeluruh untuk mencegah pertumbuhan jamur atau bakteri.
  3. Gunakan kaus kaki yang dapat menyerap keringat dan membuat kaki tetap kering. Ganti kaus kaki minimal setiap hari, jika bisa dua sampai tiga kali sehari.
  4. Sebaiknya memilih sepatu yang bisa membuat kaki kita bisa bernapas sehingga ada pergantian udara dari kaki kita.
  5. Tidak menggunakan sepatu dan kaus kaki yang sama selama dua hari berturut-turut.
  6. Memperhatikan makanan kita. Sebaiknya hindari makanan yang dapat menyebabkan keringat bertambah bau, seperti bawang-bawangan, merica, dan makanan lainnya.

Bau Ketiak/Bau Badan

Tubuh kita menghasilkan keringat yang dihasilkan oleh dua kelenjar, yaitu kelenjar akrin dan kelenjar apokrin. Kelenjar akrin ini memproduksi keringat bening dan tidak berbau yang dikeluarkan oleh tubuh kita sejak bayi.

Keringat ini muncul pada tubuh kita, seperti pada kening, tangan, punggung, dan hidung. Adapun kelenjar apokrin menghasilkan keringat di tempat-tempat tertentu, terutama di daerah perakaran rambut seperti di ketiak, kemaluan, dan bagian dalam hidung.

Kelenjar akrin menghasilkan keringat yang tidak berbau dan kandungan airnya lebih banyak. Fungsinya untuk menurunkan suhu tubuh pada kondisi tertentu.


Berbeda dengan kelenjar akrin, kelenjar apokrin lebih banyak menghasilkan keringat yang mengandung asam lemak jenuh dengan cairan lebih kental dan berminyak. Jika keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar apokrin ini dihinggapi bakteri, dapat menyebabkan bau ketiak/bau badan pada manusia.

Tanda-Tanda

Keringat berbau asam, baik bau tersebut muncul dari badan atau ketiaknya.


Penyebab
  1. Reaksi antara keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin dan bakteri. Orang dengan kelenjar apokrin yang lebih besar, akan memproduksi keringat dalam jumlah yang lebih banyak sehingga proses pembusukan yang terjadi pun lebih banyak. Akhirnya, terciumlah bau tak sedap dari badan kita.
  2. Pengaruh faktor genetik, tetapi bisa diatasi dengan selalu menjaga kebersihan badan dan pakaian.
  3. Rambut ketiak dan rambut pubis (rambut kemaluan) juga bisa menjadi penyebab bau badan. Secara medis fungsi rambut ketiak dan rambut pubis adalah untuk memperluas permukaan dalam pengaturan penguapan keringat.
  4. Stres juga bisa mengaktifkan produksi keringat dari kelenjar apokrin.
  5. Kegemukan. Pada orang gemuk, keringat cenderung terperangkap pada lipatan-lipatan kulitnya.
  6. Sering mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, seperti daging dan makanan-makanan lain yang berbau tajam.

Pencegahan

Berikut ini adalah tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya bau badan/bau ketiak yang membuat kita dan orang lain merasa tidak nyaman dengannya.
  1. Selalu menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dan mengeringkan tubuh dengan baik minimal dua kali sehari.
  2. Menggunakan pakaian yang menyerap keringat sehingga keringat tidak tertinggal di lapisan kulit dan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan bakteri.
  3. Mengganti pakaian dalam secara teratur, minimal dua kali sehari dan lebih sering lagi jika banyak berkeringat.
  4. Menggunakan deodoran.
  5. Selalu membersihkan ketiak dengan sabun antiseptik setiap kali mandi.
  6. Selalu mengeringkan ketiak dengan handuk, tisu, atau lap kering kemudian membubuhkan bedak antiseptik.
  7. Banyak mengonsumsi buah, sayur, dan air putih sehingga menyebabkan keringat lebih encer (terutama pada daerah-daerah tertentu) dan bau badan pun berkurang.
  8. Menghindari makanan yang berbau tajam, seperti jengkol, petai, duren, dll. Jika harus tetap mengonsumsinya, imbangi dengan banyak meminum air putih.

Bau Mulut

Bau mulut atau juga dikenal sebagai halitosis bisa dialami oleh siapa saja. Bau mulut berkaitan dengan kebersihan mulut kita. Tentunya tidak menyenangkan, jika kita berbicara tiba-tiba orang-orang pergi menghindari kita.

Salah satu penyebab bau mulut adalah adanya senyawa belerang yang melekat di permukaan lidah. Bakteri-bakteri lidah menghasilkan senyawa-senyawa berbau menyengat dan asam-asam lemak yang merupakan 80-90% penyebab bau mulut

Tanda-Tanda

Mulut mengeluarkan bau yang tak sedap.


Penyebab
  1. Mengonsumsi makanan yang berbau tajam, seperti bawang putih atau bawang merah.
  2. Menumpuknya plak bakteri pembusuk dari partikel makanan yang ada pada gigi, gusi, dan lidah.
  3. Mulut kering selama tidur.
  4. Adanya gangguan pencernaan.
  5. Konstipasi/sembelit.
  6. Merokok.
  7. Konsumsi obat-obatan tertentu yang memungkinkan banyaknya sel mati mengumpul pada lidah, gusi, dan dinding bagian dalam pipi.
  8. Memiliki gigi berlubang sehingga bakteri bisa bersarang di dalamnya.
  9. Jarang menyikat gigi, terutama setelah makan.

Pencegahan
  1. Memelihara kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi dan lidah, minimal dua kali sehari (sehabis makan dan sebelum tidur).
  2. Membersihkan gigi dengan benang gigi agar tidak ada sisa makanan yang terselip di antara gigi.
  3. Berkumur dengan cairan pembersih mulut, sehingga mulut akan terasa lebih segar.
  4. Minum air putih sebanyak-banyaknya agar tidak ada bakteri yang menumpuk di dalam mulut dan tenggorokan.
  5. Tidak merokok.
  6. Minum air teh beraroma mint.
  7. Banyak mengonsumsi kemangi.
  8. Berkumur dengan air garam.
  9. Periksa ke dokter gigi minimal enam bulan sekali.

Bibir Pecah-Pecah

Bibir yang pecah-pecah merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh wanita. Bibir yang pecah dapat mengurangi nilai estetika pada wajah, apalagi jika kita memiliki kebiasaan mencuplik atau menggigit bibir yang pecah-pecah, sehingga menjadi luka dan berdarah.

Bibir pecah-pecah ini terlihat sepele, tetapi kita pastinya sudah tahu kalau masalah ini bisa menyebabkan iritasi dan menimbulkan rasa sakit, terutama saat makan. Bibir pecah-pecah ini juga bisa mengalami peradangan dan menimbulkan luka goresan.

Jika tidak ditangani dengan benar, malah bisa memicu retakan dan perdarahan pada bibir. Hal ini tentunya akan sangat mengganggu aktivitas harian kita.



Tanda-Tanda

  1. Bibir terasa kering dan semakin lama semakin parah rasa keringnya.
  2. Bibir menjadi pecah-pecah.
  3. Terkadang bibir menjadi luka dan mengeluarkan darah.

Penyebab

  1. Terkena angin, matahari, dan udara kering.
  2. Tidak cocok menggunakan produk kosmetik tertentu.
  3. Kebiasaan menggigiti bibir.
  4. Dehidrasi atau kurang minum.
  5. Kurangnya kebersihan rongga mulut juga bisa berpengaruh karena infeksi di rongga mulut bisa menjalar ke bibir.
  6. Bibir pecah juga bisa disebabkan oleh adanya infeksi virus, jamur, dan bakteri.

Pencegahan

  1. Mengoleskan krim yang mengandung minyak pada bibir, misalnya lip balm atau lip gloss.
  2. Tidak menjilat dan menggigiti bibir. Air ludah dapat menguap dengan cepat dan bibir menjadi lebih kering daripada ketika sebelum dijilat.
  3. Banyak minum untuk mencegah dehidrasi.
  4. Jika udara terlalu kering, sebaiknya menggunakan humidifier atau meletakkan baskom berisi air di kamar yang menggunakan AC terus-menerus.
  5. Menghindari minuman berkafein karena dapat menyebabkan dehidrasi.
  6. Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, E, dan B serta asam lemak, seng, dan zat besi. Kekurangan zat-zat tersebut juga dapat memicu terjadinya bibir pecah-pecah.

Bulimia Nervosa

Bulimia nervosa adalah jenis gangguan makan yang hampir serupa dengan anoreksia nervosa. Perbedaan antara anoreksia dan bulimia adalah jika pengidap anoreksia, penderita berusaha keras untuk menahan rasa lapar dan berupaya sekeras mungkin tidak makan dalam jumlah yang besar, bisa tahan ‘hidup’ hanya dengan makan 2-3 sendok nasi per hari, tidak demikian halnya dengan penderita bulimia.

Penderita bulimia mempertahankan bentuk tubuhnya selangsing mungkin dengan cara makan berlebihan untuk memuaskan keinginan, tetapi selanjutnya dimuntahkan kembali sehingga makanan yang tersisa dalam sistem pencernaan hanya sedikit.

Dengan demikian, mereka terhindar dari gemuk dan tetap menjadi langsing tanpa perlu menahan keinginan untuk makan.


Tanda-Tanda

  1. Umumnya sulit diketahui secara penampakan fisik karena mereka sama sekali tidak terlihat seperti orang yang terkena gangguan makan. Tubuh mereka langsing ideal.
  2. Jika dilihat secara anatomi fisiologi, tenggorokan mereka umumnya mengalami perbedaan struktur karena terlalu sering terpapar makanan yang mereka muntahkan.
  3. Mengalami gangguan gigi karena terlalu sering memuntahkan makanan.
  4. Jika seseorang banyak mengonsumsi cairan atau obat pencahar secara berlebihan.
  5. Makan berlebihan, tetapi tetap langsing.
  6. Setelah makan, tidak lama kemudian langsung pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan semua makanan yang baru saja dikonsumsinya.
  7. Merasa bersalah jika makan berlebihan.
  8. Terlalu sering menimbang berat badan.

Penyebab

  1. Body image, seperti halnya penderita anoreksia nervosa. (Lihat pembahasan penyakit anoreksia nervosa).
  2. Faktor pasti lainnya belum diketahui, tetapi bisa dikaitkan dengan adanya masalah keluarga, kepribadian yang perfeksionis, atau terlalu mementingkan penampilan.
  3. Depresi.
  4. Pengaruh kelompok sebaya (per group).
 Pencegahan

  1. Bulimia nervosa merupakan penyakit yang disebabkan oleh persepsi. Oleh karena itu, pencegahan yang seharusnya dilakukan adalah menanamkan keyakinan bahwa kurus bukanlah segala-galanya.
  2. Jika kita mengetahui ada teman atau kerabat yang menderita bulimia nervosa, maka harus segera memberikan pertolongan dengan membawa mereka berobat ke psikolog, dokter, atau ahli gizi.
  3. Keluarga dan teman-teman merupakan komponen penting untuk membentuk persepsi bahwa body image yang ideal tidak selalu berarti kurus atau langsing.
  4. Menanamkan kesadaran bahwa kurus atau langsing tidak selalu berarti sehat dan gemuk bermakna buruk.

Tuesday, February 2, 2010

Buncit Perut

Perut buncit bisa dibilang merupakan masalah hampir semua orang, baik pria maupun wanita, tua ataupun muda. Bedanya, orang sering menganggap perut buncit pada pria sebagai simbol kemakmuran walau sebenarnya risiko terkena penyakit jantung justru jauh lebih besar.

Bagi wanita, hal ini sama sekali tidak berlaku. Jadi, jangan heran bila banyak wanita yang merasa ini adalah masalah besar, terutama bila sudah menyangkut soal pemilihan busana. Intinya, perut buncit dirasa benar-benar merusak penampilan.

Tanda-Tanda
  1. Perut membuncit.
  2. Terkadang ada lipatan lemak pada bagian perut.



Penyebab

Berikut ini adalah beberapa hal yang dicurigai menjadi penyebab membuncitnya perut.
  1. Lemak yang menumpuk dan terkonsentrasi di bagian perut.
  2. Sering makan larut malam kemudian langsung tidur.
  3. Banyak meminum minuman yang dingin dan bersoda.
  4. Jarang berolahraga.
  5. Cacingan.

Pencegahan
  1. Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak.
  2. Banyak mengonsumsi sayur, buah-buahan, dan menerapkan pola makan yang benar.
  3. Melakukan olahraga yang dapat membakar kalori dalam tubuh, seperti joging, skipping, basket, dan olahraga lainnya yang bersifat aerobik.
  4. Makan perlahan-lahan. Jika makan dan menelan terlalu cepat, udara akan tertahan dalam usus dan membentuk gas yang dapat memicu penggelembungan perut. Berada dalam posisi duduk ketika makan, kemudian mengunyah makanan tersebut perlahan-lahan secara sempurna sehingga semua bagian makanan dapat tercerna dengan sempurna dan tidak menimbulkan rasa kembung.
  5. Mengurangi konsumsi garam dalam diet karena terlalu banyak garam akan menyebabkan air tertahan dalam sel sehingga perut terasa penuh dan menggelembung.
  6. Mengonsumsi serat dengan tepat, terutama serat alami yang berasal dari buah-buahan yang mengandung banyak air.
  7. Menghindari sembelit karena dapat mengakibatkan bertambahnya volume perut Untuk merangsang isi perut, kita harus meningkatkan konsumsi serat dari sayur dan buah secara bertahap.
  8. Berhati-hati dengan konsumsi obat terutama aspirin dan pil kontrasepsi karena ada kemungkinan dapat menyebabkan timbulnya sembelit dan masalah perut lainnya.

Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Bagi para pekerja kantoran terutama pekerja wanita yang menggunakan komputer secara rutin, berisiko untuk mengalami penyakit Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

CTS merupakan gangguan kesehatan yang terjadi pada pergelangan tangan dan jari karena tekanan yang sering terjadi pada bagian tersebut, terutama akibat terlalu sering memakai keyboard dan mouse.

Gangguan kesehatan tersebut terutama terjadi pada tiga jari pertama (ibu jari, telunjuk, dan jari tengah). Gejala tersebut akan lebih terasa pada malam hari atau ketika berada di ruangan ber-AC.



Tanda-Tanda
  1. Sering merasa pegal atau nyeri pada bagian pergelangan tangan dan jari tangan, terutama pada ibu jari, telunjuk, dan jari tengah.
  2. Merasa lemah, agak kaku, dan terasa janggal pada tangan dan pergelangan tangan.
  3. Terkadang jari terasa tidak enak, kebas, mati rasa atau kesemutan, terutama pada bagian ibu jari. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, kekuatan otot tangan akan berkurang dan lama-kelamaan fungsinya akan hilang.
  4. Terkadang juga terasa panas atau nyeri terutama pada malam hari dan juga disertai dengan kesemutan.
  5. Penderita sering terbangun di malam hari karena tangan terasa nyeri dan sering disertai kesemutan. Jika sudah sangat parah, benda yang sedang dipegang tiba-tiba bisa terlepas begitu saja.
  6. Keluhan-keluhan tersebut kadang-kadang dapat dirasakan pada seluruh bagian tangan. Keluhan lain yang dapat terjadi antara lain nyeri pada lengan bawah dan siku, serta kadang-kadang bahu, yang dipicu dan diperberat dengan aktivitas.

Penyebab
  1. Menggunakan mouse dan keyboard terlalu lama sehingga terjadi pembengkakan saraf yang melewati terowongan karpal di pergelangan tangan.
  2. Obesitas, diabetes, gangguan kelenjar tiroid, kebiasaan merokok serta mengonsumsi alkohol dan kopi.
  3. Orang yang tidak berolahraga secara teratur juga terancam karena tubuh yang kurang terlatih menyebabkan sirkulasi darah dan otot kurang bisa bertoleransi dengan stres.
  4. Perubahan hormonal khususnya pada wanita (kehamilan, menopause, atau penggunaan kontrasepsi oral)
  5. Arthritis rheumatoid (rematik), lupus eritematosus sistemik, gout (asam urat), cedera (dislokasi dan fraktur), keganasan (misalnya mieloma multipel, limfoma non-Hodgkin), dan faktor genetik (keturunan).
  6. Bekerja pada bidang pengemasan bahan makanan, pengecoran atau pengeboran, penggergajian, perakitan mesin, pekerja pos, dokter gigi dan/atau teknisi gigi, pekerjaan dengan komputer, dekorator, produksi pakaian jadi, pekerjaan kayu (bertukang), dan lain-lain.

Pencegahan
  1. Menjaga pola makan dan menerapkan gaya hidup sehat.
  2. Banyak melakukan aktivitas fisik atau berolahraga secara rutin.

Cemas

Cemas bisa dialami oleh siapa saja. Namun, pada umumnya wanita lebih mudah cemas daripada laki-laki. Rasa cemas adalah lawan dari kata nyaman. Biasanya jika seseorang berada dalam lingkungan atau hal apa pun yang membuatnya tidak nyaman, akan membuatnya lebih mudah untuk merasa cemas.

Rasa cemas juga berhubungan dengan rasa takut yang sebenarnya tidak berhubungan dengan situasi yang sesungguhnya. Jika dihadapkan lagi dengan pengalaman yang tidak menyenangkan dan mirip dengan kejadian yang hampir serupa, maka kecenderungan seseorang untuk mengalami kecemasan akan semakin tinggi.



Tanda-Tanda
  1. Gelisah dan sulit berkonsentrasi.
  2. Terlihat gejala ketegangan secara fisik (motorik).
  3. Telapak tangan berkeringat.
  4. Jantung yang berdebar-debar dengan cepat.
  5. Kesulitan bernapas.
  6. Gangguantidur(insomnia).
  7. Perasaan tegang berlebihan.
  8. Mudah tersinggung atau menjadi sangat sensitif.

Penyebab
  1. Kemungkinan ada penyebab trauma pada masa lalu, terutama masa kecil.
  2. Kebiasaan hidup yang buruk, seperti terlalu banyak mengonsumsi kopi, alkohol, obat-obatan terlarang, dan obat-obatan untuk pengobatan penyakit tertentu, serta merokok.
  3. Orang yang memiliki sifat dasar sebagai pemalu.
  4. Fobia atau ketakutan berlebihan terhadap sesuatu.

Pencegahan
  1. Untuk penyebab kecemasan yang berkaitan dengan kebiasaan hidup yang buruk, sebaiknya mulai menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
  2. Meminta kepada dokter agar diberi resep obat-obatan untuk pengobatan tertentu yang tidak menimbulkan gangguan kecemasan.
  3. Menjalani hidup dengan lebih ringan dan lebih menikmati hidup.
  4. Banyak bergaul dengan teman-teman baru.
  5. Banyak berolahraga.

Demam

Demam merupakan mekanisme alami tubuh sebagai reaksi terhadap penyakit yang kita derita. Dengan adanya suhu tubuh yang meningkat, akan terjadi pelebaran pembuluh darah dan meningkatnya aliran darah ke berbagai tempat di tubuh.

Meningkatnya aliran darah akan mempermudah transportasi berbagai faktor sistem kekebalan tubuh seperti sel darah putih. Aliran darah yang lebih deras juga akan mempermudah tubuh untuk membuang sisa-sisa metabolisme yang menumpuk akibat adanya proses peradangan.

Dengan demikian, faktor-faktor yang mendukung proses penyembuhan, seperti peningkatan produksi energi tubuh, laju metabolisme, dan aktivitas biologis pun mulai bekerja.



Tanda-Tanda
  1. Suhu tubuh meningkat hingga melebihi batas normal, yaitu 37° C.
  2. Kadang disertai tubuh yang menggigil dan merasa dingin.

Penyebab

Penyebab demam bisa bermacam-macam, dari mulai sakit telinga, gigi, dan penyakit-penyakit lainnya. Namun, bisa juga karena infeksi virus pada sistem pertahanan tubuh.

Pencegahan

Pencegahan demam mungkin sulit untuk dilakukan karena demam merupakan bentuk reaksi tubuh akibat penyakit yang dialami. Hal yang bisa dilakukan adalah menurunkan demam yaitu dengan cara seperti berikut.
  1. Meminum dua sendok madu kemudian beristirahat.
  2. Meminum obat penghilang rasa sakit dan beristirahat.
  3. Mengompres kening yang sakit dengan air dingin.
  4. Jika demam tidak turun dalam dua hari, segera bawa ke dokter atau puskesmas terdekat.

Depresi

Depresi yang dialami seseorang biasanya tidak tampak secara langsung. Penderitanya pun bahkan terkadang tidak mengetahui bahwa dirinya tengah mengalami depresi.

Ada tiga jenis depresi, yaitu:
  1. Major depression, depresi yang paling parah. Depresi semacam ini timbul karena bertumpuknya berbagai masalah sehari-hari atau pernah mengalami kejadian traumatis.
  2. Dysthymia, depresi semacam ini lebih ringan dari yang pertama. Ciri-cirinya hampir sama dengan major depression, tetapi penderita biasanya tidak sadar kalau dirinya terkena depresi karena masih bisa mengatur kehidupan dengan baik.
  3. Bipolar disorder atau maniac depressive, penderita depresi jenis ini biasanya mempunyai mood yang berubah-ubah, terkadang terlihat sedih atau mendadak gembira.



Tanda-Tanda
  1. Gelisah, terlalu bersemangat dan gembira, aktif, cerewet, kurang tidur, berani saat menghadapi sesuatu, dan merasa tidak mempunyai masalah.
  2. Cemas, sedih, malas beraktivitas, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, bingung, mudah lupa, sulittidur atau sebaliknya malah tidurterus, mudah terganggu meski dengan hal-ha! yang kecil, selera makan berkurang atau malah makan terus, dan terkadang selalu berpikir tentang kematian atau bunuh diri.
  3. Pola berpikir terdistorsi.

Penyebab

Ada beberapa hal yang dianggap oleh para psikolog turut berkontribusi dalam menyebabkan depresi. Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya depresi bahkan sampai ke tingkat kronis.
  1. Faktor genetis. Jika ada keluarga yang pernah mengalami depresi maka kemungkinan anggota keluarga yang lain untuk mengalami depresi cenderung lebih besar karena ada faktor kesamaan genetik untuk gen tertentu yang menjadi penyebab seseorang rentan terkena depresi. Gen tersebut dapat memengaruhi kadar seroton/’n dan kort/sol (hormon penyebab stres).
  2. Pengalaman hidup juga dapat meningkatkan risiko mengalami depresi. Pengalaman tersebut meliputi tindak kekerasan, masalah dengan pekerjaan dan anggota keluarga, kemiskinan, diskriminasi, atau kekerasan seksual.
  3. Kehilangan hubungan yang bermakna dan penting bagi diri seseorang dan kehidupannya. Hal tersebut juga rentan menimbulkan depresi. Sebagai contoh, banyak kasus seorang ibu mengalami depresi ketika harus kehilangan anaknya yang meninggal akibat tertabrak mobil atau banyak penyebab lainnya.
  4. Kebiasaan kognitif juga berperan penting dalam menyebabkan depresi. Hal ini disebabkan jika kita selalu berpikir negatif dan bersifat pesimis pada banyak hal yang terjadi dalam kehidupan yang sedang kita jalani. Jika hal tersebut terus-menerus dipelihara, maka hal itu akan membuat kita menjadi mudah putus asa dan kehilangan harapan.

Pencegahan
  1. Selalu berpikir positif dan optimis atas semua hal yang terjadi dalam hidup.
  2. Selalu bersyukur atas semua yang kita dapatkan saat ini.
  3. Banyak berteman dan ramah pada banyak orang.
  4. Beribadah kepada Tuhan dengan ikhlas sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
  5. Bersabar atas cobaan yang menimpa saat ini.

Depresi Pasca Melahirkan

Depresi pasca melahirkan (postpartum depression) bukanlah sesuatu hal yang sepele. Selain sang ibu, depresi ini juga ternyata bisa membahayakan sang buah hati. Kemunculan depresi ini sebenarnya tidak dapat diperkirakan sehingga bisa terjadi kapan saja, bisa langsung terjadi atau beberapa waktu pasca melahirkan.

Tanda-Tanda
  1. Cemas tanpa sebab.
  2. Tidak mau mengasuh anak atau tidak mau menyerahkan anaknya kepada orang lain.
  3. Sensitif dan mudah tersinggung.
  4. Menjadi amat pendiam dan pemurung.

Penyebab
  1. Kadar tembaga dalam darah lebih tinggi daripada wanita melahirkan pada umumnya.
  2. Memiliki riwayat pribadi atau ada anggota keluarga yang pernah mengalami depresi.
  3. Pernah mengalami depresi pasca melahirkan pada kelahiran sebelumnya.
  4. Mengalami sakit yang parah ketika menstruasi.
  5. Ketika mengonsumsi pil kontrasepsi, ada perubahan mood yang negatif pada respons tubuh dan mental.
  6. Merasa amat terisolasi.
  7. Tidak mendapatkan dukungan dari pasangan.
  8. Pernah memiliki riwayat trauma emosional.
  9. Kekhawatiran terhadap perubahan bentuk tubuh yang membuat tubuhnya mungkin tidak seindah ketika sebelum hamil.

Pencegahan

Berikut ini adalah pencegahan yang bisa kita lakukan agar depresi pasca melahirkan tidak terjadi.
  1. Menetapkan perjanjian waktu antara suami dan istri untuk menjaga bayi secara rutin. Hal ini dilakukan agar keduanya sama-sama terlibat dalam pengasuhan bayi dan juga memastikan keduanya mendapatkan cukup istirahat.
  2. Memastikan ibu dalam keadaan sehat.
  3. Menjaga asupan makan dan menyediakan makanan yang sehat untuk dikonsumsi sang ibu.
  4. Berolahraga jika memungkinkan. Berolahraga ini juga bisa digantikan dengan aktivitas fisik lainnya, seperti menggendong bayi sambil berjalan-jalan di taman atau di sekeliling rumah.
  5. Keluarga harus mendukung ibu dalam banyak hal, ketika sang ibu membutuhkan bantuan, ada orang yang siap siaga untuk membantu, sehingga ibu tidak merasa sendirian.
  6. Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 seperti brokoli, pisang, dan buah-buahan lainnya.

Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional merupakan suatu keadaan gula darah menjadi abnormal selama kehamilan, namun keadaan ini akan kembali normal setelah bayi lahir. Tanpa penanganan yang baik, diabetes gestasional ini rawan menyebabkan berbagai kemungkinan yang dapat membahayakan ibu dan bayinya.

Mengingat akan bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan oleh diabetes gestasional ini, maka Asosiasi Diabetes Amerika menyarankan para wanita untuk memeriksakan status diabetes pada umur kehamilan 24-28 minggu.

Diabetes gestasional berkaitan dengan anomall congenital, sehingga dapat membahayakan ibu dan janinnya. Contohnya adalah kelahiran prematur, makrosomia, hipertensi, berisiko mengalami operasi caesar ketika melahirkan, komplikasi kehamilan, dan melahirkan giant baby atau bayi yang dilahirkan terlalu besar.


Diabetes gestasional juga dapat memengaruhi bayi. Bisa jadi bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami diabetes gestasional akan mengalami hipogiikemia neonatal (kandungan glukosa darah yang menurun secara abnormal), hipokalemia neonatal (kadar kalium yang rendah dalam darah), hiperbilirubinemia neonatal (kadar bilirubin yang tinggi dalam darah), dan polisitemia (peningkatan jumlah sel darah merah).

Tanda-Tanda
  1. Kadar gula darahnya meningkat ketika hamil.
  2. Setelah melahirkan biasanya bayi yang dilahirkan berukuran besar atau giant baby.
Penyebab
  1. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang manis-manis atau berkalori tinggi.
  2. Ibu mengalami kelebihan berat badan (overweight) atau obesitas.
  3. Dalam riwayat kesehatan, pernah mengalami diabetes gestasional.
  4. Mengalami glikosuria.
  5. Memiliki riwayat keluarga yang mengalami diabetes.
Pencegahan
  1. Mengurangi konsumsi makanan yang manis-manis.
  2. Menjaga jumlah asupan makanan terutama ketika trimester ketiga kehamilan agar berat badan tidak terus bertambah. Obesitas membuat ibu berisiko tinggi mengalami diabetes gestasional. Akan tetapi, jangan sampai kekurangan makanan.
  3. Berolahraga dan melakukan aktivitas fisik yang ringan sampai sedang, sehingga tubuh tetap bugar, kalori yang tidak perlu dapat terbakar selama melakukan aktivitas fisik tersebut.

Dispepsia

Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut.

Penyebab 
  1. Menelan udara (aerofagi)
  2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
  3. Iritasi lambung (gastritis)
  4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
  5. Kanker lambung
  6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
  7. Intoleransi laktosa  (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
  8. Kelainan gerakan usus
  9. Kecemasan atau depresi



Tanda-Tanda

Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyeri. Tanda-tanda lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).


Diagnosa

Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respons terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani beberapa pemeriksaan, yaitu:
  • Pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja.
  • Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan.
  • Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus kecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung. Contoh tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi oleh Helicobacter pylori.
  • Kadang dilakukan pemeriksaan lain, seperti pengukuran kontraksi kerongkongan atau respons kerongkongan terhadap asam.

Pengobatan
  1. Bila tidak ditemukan penyebabnya, dokter akan mengobati gejala-gejalanya. Antasid atau penghambat H2 seperti cimetidine, ranitidine atau famotidine dapat dicoba untuk jangka waktu singkat.
  2. Bila orang tersebut terinfeksi Helicobacter pylori di lapisan lambungnya, maka biasanya diberikan bismuth subsalisilate dan antibiotik seperti amoxicillin atau metronidazole.

Disfungsi Seksual

Disfungsi seksual pada wanita itu terdiri dari berbagai macam, salah satunya yaitu frigiditas. Frigiditas adalah suatu keadaan seorang wanita tidak peka terhadap rangsangan seksual pada tubuhnya.

Jadi, meskipun ia sedang melakukan hubungan seksual, tapi ia tidak dapat merasakan kenikmatannya atau orgasme. Bagi wanita frigid, hubungan seksual tidak lebih dari sekadar menunaikan kewajiban terhadap suami.

Ini tentu saja bisa dianggap sebagai suatu siksaan karena kebutuhan biologis seorang wanita frigid tidak dapat terpuaskan. Selain itu, perasaan bersalah terhadap suaminya juga kerap muncul karena ia tidak dapat merespons rangsangan seksual yang diberikan oleh suaminya.



Tanda-Tanda
  1. Tidak peka terhadap rangsang erotis pada tubuhnya.
  2. Melaksanakan hubungan seksual tanpa antusiasme dan merasa hanya untuk memenuhi kewajibannya sebagai istri.
  3. Jarang mengalami orgasme ketika berhubungan seksual.
  4. Tidak terlihat secara penampakan luar.
  5. Tidak menikmati hubungan seksual secara antusias bahkan sering terlihat merasa kesakitan ketika melakukan hal tersebut.

Penyebab
  1. Gangguan kelainan bawaan pada vagina, misalnya lubang terlalu sempit atau liang vagina pendek.
  2. Ada kelainan pada otot dan gangguan jaringan saraf, pasca operasi panggul, infeksi dalam liang vagina, dan tumor pada alat kelamin. Kelainan-kelainan ini dapat menimbulkan rasa sakit ketika melakukan hubungan seksual.
  3. Stres sehingga mengakibatkan emosi menjadi labil.
  4. Timbul rasa jenuh saat melakukan hubungan seksual, misalnya karena posisi bercinta yang tidak bervariasi.
  5. Menurunnya produksi hormon estrogen terutama pada wanita usia menopause. Hal ini bisa mengakibatkan vagina menjadi kering, iritasi, atau gatal, sehingga ada rasa kurang nyaman saat melakukan hubungan seksual.

Pencegahan
  1. Menjaga agar gairah untuk bercinta selalu ada.
  2. Tidak melakukan hubungan seksual terlalu sering agar tidak menimbulkan kejenuhan.
  3. Melatih kesensitifan organ-organ seksual agar selalu peka terhadap rangsangan.
  4. Selalu menjaga komunikasi dengan pasangan untuk mengetahui apa keinginan masing-masing.
  5. Menjaga kebersihan tubuh dan ruangan terutama kamar demi kenyamanan saat berhubungan seksual.
  6. Menambah variasi terhadap gaya saat berhubungan seksual untuk mengurangi kejenuhan.

Dismenorea

Dismenorea merupakan rasa sakit akibat menstruasi yang sangat menyiksa karena nyerinya luar biasa menyakitkan. Jika terjadi pada wanita bekerja, tentu saja hal tersebut akan sangat mengganggu aktivitas dan produktivitasnya. Dismenorea terbagi menjadi dua, yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder.

Dismenorea primer terjadi dua hari sebelum menstruasi tiba dan biasanya hilang setelah memasuki masa menstruasi. Sekitar 10% penderita dismenorea primertidakdapatmengikuti kegiatan sehari-hari. Dismenorea sekunder hampir mirip dengan dismenorea primer, tetapi akibatnya lebih parah dan biasanya lebih lama daripada dismenorea primer.

Tanda-Tanda
  1. Kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki.
  2. Biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis, seperti emosi yang labil.



Penyebab
  1. Adanya hiperaktivitas dari uterus, endotelin, prostaglandin, vasopressin, dan kerusakan saraf perifer.
  2. Memiliki penyakit radang panggul, pemasangan IUD, tumor pada tuba fallopii, usus, atau vesika urinaria, polip uteri, dan inflammatory bowel desease.
  3. Bekas luka karena pernah melakukan operasi pada organ reproduksi sebelumnya.

Pencegahan
  1. Dismenorea mungkin sulit untuk dicegah, tetapi untuk gejala yang sangat parah dapat dikurangi dengan cara meminum obat pereda rasa sakit.
  2. Beristirahat, menarik napas panjang, menenangkan diri, berolahraga ringan, mengonsumsi sayur, dan buah-buahan.
  3. Mengompres bagian yang terasa sakit dengan air panas.
  4. Mengonsumsi jamu kunyit asem, terutama menjelang haid.
  5. Adapun obat herbal untuk mengurangi gejala dismenorea menurut Hembing dalam buku yang ditulisnya adalah 30 gram temu lawak (diiris-iris) +15 gram bunga mawar merah +15 gram daun dewa +10 gram umbi teki kering, semua dicuci bersih dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari.

Edema

70% tubuh manusia terdiri atas air yang sangat penting untuk reaksi metabolisme dalam tubuh. Namun, sayangnya seringkali tubuh kita mengalami kelebihan cairan tubuh dan tubuh tidak bisa mengeluarkannya.

Munculnya beberapa penyakit edema atau kelebihan cairan dalam tubuh merupakan salah satu gejalanya. Beberapa contoh penyakit di antaranya adalah gagal jantung, gagal ginjal, dan penyakit liver.

Kelebihan cairan atau edema dapat terjadi di berbagai tempat dalam tubuh kita. Edema biasa juga dikenal sebagai pembengkakan yang biasanya terjadi di kaki yang juga disebut sebagai edema periferal, jika terjadi di paru-paru maka akan disebut sebagai edema pulmoner, dan jika terjadi di perut disebut asdtes.


Jika kita mengalami edema biasanya kita akan mudah merasa lelah setelah melakukan aktivitas fisik harian atau ketika berjalan dalam jarak yang dekat. Jika edema ini belum parah maka masih dapat diobati dengan diet dan perubahan gaya hidup.

Tanda-Tanda
  1. Meningkatnya ukuran perut (ascites).
  2. Napas pendek-pendek atau sulit bernapas (pulmonary edema).
  3. Volume air kencing yang dikeluarkan sangat sedikit meskipun minum air dalam takaran normal harian.
  4. Baju, celana, rok, atau aksesoris yang digunakan terasa sempit.
  5. Pada tahapan yang parah, tanda-tanda edema itu dapat berupa kesulitan bernapas, napas pendek-pendek ketika berbaring, batuk, dan tangan serta kaki jika disentuh atau dipegang terasa dingin.

Penyebab

  1. Edema terjadi jika kita duduk atau berdiri terlalu lama di satu tempat. Salah satu penyebabnya adalah gravitasi yang menarik cairan tubuh kita ke bagian kaki.
  2. Kehamilan.
  3. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak natrium atau garam.
  4. Bisa juga merupakan tanda dari penyakit ginjal atau liver.

Pencegahan
  1. Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi kadar natriumnya.
  2. Tidak berdiri atau duduk terlalu lama.

Eksim

Eksim atau disebut juga dengan dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang jika dilihat tampak seperti kulit yang terkena radang atau mengalami iritasi. Peradangan kulit ini bisa terjadi di mana saja, tetapi yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki.

Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak-anak terutama saat mereka berumur di atas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidup.

Tanda-Tanda
  1. Gatal dan ruam kemerahan pada kulit disertai rasa panas pada kulit.
  2. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan, dan kaki, tetapi bisa juga muncul pada bagian tubuh lainnya.
  3. Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal, atau keropeng. Pada orang yang berkulit putih, daerah ini pada awalnya berwarna merah muda lalu berubah menjadi cokelat, sedangkan pada orang dengan kulit lebih gelap, daerah kulit yang terkena eksim akan terlihat lebih terang atau sebaliknya malah terlihat lebih gelap.
Penyebab

Penyebab dari eksim sebenarnya belum diketahui dengan pasti, tetapi beberapa faktor berikut ini diduga kuat menjadi penyebab terjadinya eksim.
  1. Kerja dari daya tahan tubuh yang berlebihan. Ini menyebabkan tubuh melakukan reaksi yang beriebihan terhadap bakteri atau iritan yang sebenarnya tidak berbahaya pada kulit.
  2. Alergi terhadap suatu bahan, misalnya sabun cuci, deterjen, makanan laut, dan sebagainya.
  3. Infeksi saluran napas bagian atas atau flu.
  4. Stres yang dialami penderita.
Pencegahan

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya eksim.
  1. Selalu menjaga kelembapan kulit.
  2. Menghindari perubahan suhu dan kelembapan yang mendadak.
  3. Menghindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
  4. Menghindari penggunaan pakaian yang dapat menggores atau bergesekan dengan kulit dan menyebabkan rasa gatal, serta tidak menyerap keringat, seperti wol.
  5. Menghindari sabun, deterjen, atau bahan lain yang terlalu keras.
  6. Menghindari faktor lingkungan lain yang dapat menimbulkan alergi, seperti serbuk bunga, debu, bulu binatang, dan sebagainya.
  7. Berhati-hati dalam memilih makanan yang bisa menyebabkan alergi.