Thursday, January 21, 2010

Policystic Ovarium Syndrome (Sindrom Ovarium Polikistik)

Sindrom ovarium polikistik adalah kumpulan penyakit yang timbul akibat sel telur tidak dapat matang saat tidak dibuahi. Dalam ovarium, sel telur tersebut tidak dikeluarkan melalui menstruasi, sehingga dalam ovarium berkumpul kista sel telur yang belum matang dalam jumlah yang banyak.

Ciri-cirinya sering kali disepelekan oleh kebanyakan perempuan yaitu berupa menstruasi yang tidak teratur. Padahal jika hal ini dibiarkan terus-menerus, dapat menyebabkan infertilitas pada perempuan tersebut. Sindrom ini lebih banyak menyerang wanita pada usia produktif.

Tanda-Tanda
  1. Terjadi anovulasi kronis (sel telur tidak keluar dalam jangka waktu yang cukup lama) disertai dengan perubahan endokrin seperti hiperinsulinemia atau hiperandrogenemia. 
  2. Hirsutisme atau tumbuh rambut yang lebat di bagian dada, kaki, dan muka.
  3. Banyaknya kista pada ovarium.
  4. Berat badan bertambah terutama di daerah sekitar panggul.
  5. Resisten terhadap insulin.
  6. Rambut mengalami kerontokan dan wajah berjerawat.
  7. Menggelapnya kulit di bawah lengan, dada, dan tengkuk.
Penyebab
  1. Pada dasarnya sindrom inidisebabkan oleh gangguan hormonal. Hormon yang mengalami gangguan adalah Luteinizing Hormone (LH). Jika kita mengidap sindrom ini, hasil pemeriksaan LH akan menunjukkan nilai LH yang tinggi. Tingginya LH mencegah terjadinya ovulasi atau pengeluaran sel telur. Hal tersebut berakibat ovarium tidak mengeluarkan hormon pematangan sel telur atau Follicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga terjadi ketidakseimbangan hormon LH dan FSH. Akibat dari LH yang berlebih, telur yang matang tidak dapat dikeluarkan dari cangkang indung telur dan membuat menstruasi tidak terjadi.
  2. Resisten terhadap insulin.
  3. Kelebihan berat badan atau obesitas.
  4. Gangguan pada kromosom.
  5. Pola makan dan pola hidup yang kurang baik.

Pencegahan
  1. Menjaga berat badan agar tetap berada pada berat badan ideal karena jika mengalami obesitas, kemungkinan untukmengalami sindrom ini lebih besar.
  2. Jika tidak mengalami menstruasi, minimal selama dua kali siklus padahal tidak aktif berhubungan seksual atau siklus tidak normal setiap bulan sekali, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah terjadinya kemungkinan mengalami sindrom ini.
  3. Memerhatikan siklus menstruasi.
  4. Menerapkan pola hidup sehat dan rutin melakukan aktivitas fisik.

No comments:

Post a Comment