Monday, January 16, 2012

Palupi : Film Televisi Karya SMK Negeri 3 batu

Hotel Murah di Jakarta via klikHotel.com Adrian Firmansyah | Blogger Newbie dari Bekasi  



Satu lagi hal yang membanggakan dari anak bangsa, sebuah film televisi berjudul Palupi telah dibuat oleh siswa-siswi SMK Negeri 3 Batu. Kreativitas generasi muda yang patut mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya. Film ini akan tayang 22 Januari 2012 disalah satu TV swasta nasional dan TV lokal Malang.
Film televisi ini adalah sebuah kolaborasi SMK Negeri 3 Batu bersama Confidemus Pictures dan CNO Production. Dibuatnya film Palupi ini merupakan bentuk perhatian dan upaya dari para sineas-sineas senior terhadap generasi penerus perfilman Indonesia untuk menghasilkan sebuah karya film yang baik.
“Jadi film Palupi ini adalah upaya sebagai pendampingan kita terhadap para generasi penerus perfilman Indonesia,” ujar sang sutradara A. Nawir Hamzah.

Menurut pimpinan sanggar Teater Sendiri ini, dunia pertelevisian belakangan sudah jarang yang bersikap idealis memenuhi fungsi edukasi bagi masyarakat. Asal karyanya laku, rating oke dan disukai penonton, selesai perkara. Banyak hal yang menjadikan perjalanan pertelevisian kita ini salah jalan. Inilah yang harus kita perbaiki.

Film ini menghadirkan Qori Sandioriva (Putri Indonesia 2009) yang berperan sebagai tokoh utama, Palupi besar. Bagi wanita berdarah Aceh tersebut, ini merupakan pengalaman pertamanya bekerja sama dengan siwa-siswa SMK.
Selain Qori, film ini juga dibintangi beberapa aktor dan aktris muda berbakat seperti Abraham J (sebagai Pak Teguh), Tia (sebagai Bu Asih), Charis Lola (sebagai Palupi kecil), Byan Arasy Arary (sebagai Tegar besar) dan Moh. Shafil (sebagai Tegar kecil). Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko juga ikut ambil andil dalam film ini, beliau beradu akting dengan Putri Indonesia 2009, Qori Sandioriva.
Film yang mengambil lokasi di kawasan Batu, Malang ini menceritakan tentang kehidupan keluarga Pak Teguh. Sebuah keluarga yang hidup di dalam garis kemiskinan, meski dengan kondisi seperti itu mereka tak terbatas dengan keterbatasannya, mereka tetap semangat untuk menaklukan kemiskinan dengan keyakinan, harapan, dan keberanian sehingga mereka mampu meraih mimpi dan cita-cita.

4.5

No comments:

Post a Comment