Saturday, January 7, 2012

Too Busy for Relationships?





Dengan makin mudahnya cara berkomunikasi, tingkat ril komunikasi sosial kita (tatap muka langsung) justru makin menurun. Kita cenderung makin intens melakukan komunikasi melalui kabel atau tanpa kabel (wireless) dibanding bertegur sapa di alam nyata. Apalagi dengan makin maraknya situs jejaring sosial di Internet, kita makin dimanja untuk tetap setia duduk di depan komputer atau laptop. Kondisi itu yang menggugah Valorie Burton untuk melakukan riset melalui wawancara terhadap ratusan narasumber menyangkut setinggi apa kualitas hubungan mereka dengan keluarga, teman sejawat, tetangga, dan sebagainya dalam kondisi di mana alat komunikasi semakin canggih. Menurut Valorie yang juga adalah seorang motivator, sosialisasi dengan tatap muka langsung dan bicara dari hati ke hati, itu amat penting dalam mengembangkan kualitas hidup. Karena dari sanalah kabahagiaan sesungguhnya, perkembangan personaliti kita, dan kepuasan hidup yang sebenarnya bisa didapat.
Ternyata hasil risetnya sangat mengejutkan, atau lebih tepatnya, mengkhawatirkan. Menurut riset itu sebanyak 54% responden menyebutkan mereka berkumpul bersama teman-temannya dan bicara dengan mereka kurang dari sekali dalam sebulan. Sebanyak 55% mereka tak mendapatkan teman di sekitar rumahnya lebih dari dua bulan. Sebanyak 80% mereka yang sudah menikah atau punya hubungan romatis dengan seseorang mengaku tak puas dengan konsistensi atau kualitas waktu yang mereka gunakan bersama pasangannya. Lalu, 70% orangtua yang disurvey menyebutkan mereka tak punya cukup waktu untuk anak-anak mereka, dan 58% menyebutkan, mereka tak punya waktu untuk berlibur selama seminggu lebih dari satu tahun terakhir.
Bisa dibayangkan, mereka (sangat mungkin termasuk juga kita) adalah orang-orang yang sebegitu padat kesibukan hariannya. Apa yang mereka atau kita kejar? Sebenarnya ironi lama. Semua orang menganggap kalau uang itu segala-galanya. Mereka bekerja keras membanting tulang demi mengumpulkan uang lebih banyak lagi dan lebih banyak lagi. Orang mengukur sukses juga dengan melihat dari seberapa banyak orang itu bisa menumpuk uang di rekeningnya. Padahal banyak kasus orang yang sukses dengan mendapatkan uang berlimpah atau bergaji tinggi dan posisi di pekerjaannya begitu menjulang justru menjadi semakin kesepian hidupnya karena terlepas dari lingkungan sosial di mana seharusnya mereka berada. Apakah Anda termasuk salah satunya?
Pada kenyataannya sukses tidak semata karena uang. Mungkin masing-masing dari kita bisa mendefinisikan sukses sendiri-sendiri tergantung tujuan hidup yang ingin dicapai. Tetapi masalah hubungan dengan keluarga, orang-orang terdekat, atau lingkungan harus juga dibina agar kesuksesan hidup bisa lebih sempurna. Karena itu, di tengah kesibukan sehari-hari sebaiknya coba jalin lagi hubungan lebih baik. Jangan sampai keluar pernyataan ini: Too busy for relationships!

No comments:

Post a Comment